Berbagi Ilmu dalam Satu Dimensi Mengorbit Bersama BAHASA INDONESIA

Jumat, 14 Juni 2013

Fiksasi Hubungan Terlarang Novel Supernova Kesatria, Putri, & Bintang Jatuh Karya Dewi Lestari

A.    Pendahuluan
Dalam novel Supernova terdapat hal menarik apabila diamati dengan teliti. Jika pengamatan disorot pada kisah sang tokoh utama cerita, Dimas dan Ruben, muncul kesan menarik tentang kehidupan terlarang di antara mereka. Dalam masa kehidupannya, Dimas dan Ruben merupakan pasangan gay yang memiliki intelektual sangat tinggi.
Dimas, seorang mahasiswa George Washington University jurusan English Literature dan termasuk geng anak orang kaya, kalangan mahasiswa Indonesia berlebih harta yang memiliki minat studi sastra yang tinggi. Setiap liburan musim panas pasti mengikuti summer class atau ambil course.
Reuben, mahasiswa Johns Hopkins Medical School jurusan fisika dan termasuk geng anak beasiswa, orang-orang sinis dan kuper yang cocok bersosialisasi dengan buku.  
Hubungan mereka berawal dari suatu pertemuan sepuluh tahun lalu di Georgetown, tepat di bawah plang Wisconsin Avenue pada waktu musim panas di Washington, D.C. Pada pertemuan itu menumbuhkan rasa di antara mereka berdua karena adanya kecocokan, yaitu mereka sama-sama seorang gay. Untuk memperingati  jalinan kasih yang ke sepuluh tahun mereka berikrar untuk berkarya bersama, menulis roman yang berjudul Kesatria, Putri, & Bintang Jatuh.
Masih bersinambung dengan hal itu, dalam kehidupan nyata, sebuah kisah cinta terlarang terjalin antara Ferre dan Rana. Hubungan cinta mereka mengaplikasikan dinamika kehidupan yang terjadi antara tokoh Kesatria dan Putri dalam fiksi karya Dimas dan Reuben. Sementara itu, tokoh ketiga Bintang Jatuh, dihadirkan oleh seorang peragawati tersohor bernama Diva, yang memiliki profesi sampingan sebagai pelacur kelas atas.
Dinamika kehidupan mereka sangat bergejolak tanpa ada yang bisa mengantisipasi. Kehadiran sosok berinisial Supernova menjadi kunci penentu yang akhirnya merajut kehidupan nyata antara Ferre-Rana-Diva dengan kisah fiksi karya Dimas-Reuben dalam satu dimensi kehidupan yang sama.
Kesan menarik dari cerita ini ditambah dengan hadirnya Supernova yang ditunjukkan sebagai konsultan yang menyelesaikan gejolak perasaan di antara Ferre-Rana. Hal ini memunculkan dugaan bahwa hubungan mereka mengalami apa yang disebut moral-filosofis hubungan terlarang yang terjadi di kehidupan sosial sebagai keterpakuan atau fiksasi. Dugaan tersebutlah yang menjadi acuan dan dibuktikan melalui paparan lebih lanjut dalam kehidupan sosial hubungan terlarang Dimas-Reuben dan Ferre-Rana dengan tetap mendasarkan pada moral-filosofis di kehiduan sosial.

                                                                                                                                                                           
B.     Kehidupan Sosial Hubungan Terlarang
Novel Supernova episode kesatria, putri, & bintang jatuh karya Dewi Lestari ini menampilkan suatu fenomena hubungan terlarang antara Dimas-Reuben dan Ferre-Rana. Gejolak kehidupan yang terjadi di antara mereka merupakan hal yang tidak sepatutnya terjadi.
Seperti telah diketahui Dimas dan Reuben telah menjalin hubungan pasangan gay selama sepuluh tahun. Pada kenyataannya, gay atau biasa disebut homo merupakan hal yang dianggap saru oleh kebanyakan masyarakat Indonesia yang memiliki kebudayaan santun dan moral yang tinggi. Homo merupakan perilaku yang dianggap menyimpang dan tidak sesuai karena menyukai sesama jenis. Hal ini terjadi karena perkembangan kehidupan mereka sebagai mahasiswa asal Indonesia yang menimba ilmu di universitas ternama di Washington D.C. Jalinan kasih terlarang ini menunjukkan adanya krisis moralisme di antara mereka karena pengaruh lingkungan yang bekembang di sekitar mereka. Meskipun mereka memiliki hubungan yang terlarang, mereka membawa hubungan tersebut dalam langkah yang positif dengan berikrar untuk berkarya bersama menulis roman kesatria, putri, & bintang jatuh.
Pada kehidupan sosial realita, adanya gejolak kehidupan rumah tangga Rana dan Arwin karena kehadiran pihak ketiga, yaitu Ferre, seorang pengusaha sukses yang jatuh hati kepada Rana yang jelas telah memiliki suami. Karena perasaan menyimpang yang tumbuh di antara Ferre dan Rana mengakibatkan jalinan kasih yang terlarang. Perselingkuhan merupakan hal yang tidak sepatutnya dan termasuk krisis moral dengan memaparkan hubungan  tersembunyi yang merugikan Arwin.
C.    Penutup
Catherine Besley memakai aliran realisme ekspresif  yang menunjukkan pandangan yang meyakini bahwa sastra merupakan teks yang ditulis oleh pengarang secara personal berbakat. Berkait dengan hal tersebut, pendekatan moral-filosofis merupakan apresiasi yang menunjukkan bahwa membaca prosa fiksi sebagai kebenaran moral yang diterima tanpa keraguan merupakan suatu pelatihan kepatuhan. Perbincangan prosa fiksi dalam kawasan ini menempatkan sastra dalam perspektif kritis dabn objektif serta tidak meninggalkan kultural (Najid, 2009).
Moral-filosofis yang terdapat pada novel Supernova ini menunjukkan betapa pentingnya kesetiaan dalam suatu hubungan. Selain itu, novel tersebut juga memaparkan hubungan yang mengarah kepada hal yang positif meskipun tidak seharusnya terjadi, seperti jalinan kasih antara Dimas dan Reuben.



Kamis, 13 Juni 2013

“ Mengenal Apresiasi” (Bekal Awal Serta Pendekatan Apresiasi Untuk Seorang Apresiator)


            Apa sih apresiasi itu ...... ? Pasti banyak pengertian yang menjelaskan satu kata yaitu “Apresiasi” ini, karena sesungguhnya setiap individu pasti memiliki presepsi yang berbeda-berbeda untuk menjabarkan satu kata yang begitu bermakna ini. Moha Junaedi (1988:1) berpendapat bahwa apresiasi dititikberatkan pada kemampuan membaca, melakukan, memahami, dan menikmati sesuatu karya. Selain itu, Elliyati (2004) berpendapat bahwa apresiasi merupakan kegiatan mengakrabi karya sastra secara bersungguh-sungguh. Sehubungan dengan itu, apresiasi memerlukan kesungguhan penikmat sastra dalam mengenali, menghargai, dan menghayati, sehingga ditemukan penjiwaan yang benar-benar dalam. Sedangkan apresiasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah penilaian baik atau penghargaan.
            Dari ketiga pendapat ini dapat diketahui secara jelas bahwa apresiasi diartikan dengan berbagai presepsi yang berbeda. Perbedaan presepsi inilah yang menimbulkan kata “Apresiasi” dianggap sebagai kata yang multipresepsi. Berbagai macam presepsi untuk menjabarkan satu kata istimewa tersebut dijaman modern ini. Setiap orang perpegang teguh pada pendapatnya masing-masing untuk menjelaskan satu kata ini, sehingga wajar apabila terjadi multipresepsi dalam kata “Apresiasi” ini. Meski disebut sebagai kata yang mengakibatkan multipresepsi, tetapi tetap kata “Apresiasi” ini memiliki arti yang sama apabila setiap pendapat dibandingkan satu demi satu. Maka dapat ditarik kesimpulan dari perbedaan tersebut bahwa apresiasi merupakan sebuah kegiatan, kegiatan mengenali, menghargai serta menilai sebuah karya satra.  Jadi meski masih dianggap multi presepsi, kata “Apresiasi” tetap dapat menjadi kesimpulan yang menyatu apabila presepsi-presepsi tersebut dikaitkan serta dibandingkan antara presepsi yang satu dengan presepsi yang lainnya.
            Setelah mengenal berbagai macam presepsi tentang kata “Apresiasi” selanjutnya perlu juga diketahui juga bahwa seorang apresiator pasti memerlukan sebuah  bekal awal yang fungsional untuk mengapresiasi sebuah karya sastra. Bekal awal tersebut ialah sebuah bekal pengetahuan. Dapat dikatakan bahwa bekal pengetahuan begitu berfungsi dalam proses pengapresiasi sebuah karya sastra. Tak bisa dipungkiri bahwa apabila seorang apresiator memiliki bekal pengetahuan yang luas maka apresiator tersebut dapat dengan mudah menganalisa menghayati karya sastra tersebut secara mendalam.
            Begitu pula sebaliknya, apabila seorang apresiator hanya memiliki bekal pengetahuan yang sempit, maka dia akan mengapresiasi hanya dari luarnya saja tanpa adanya perasaan menghayati karya secara mendalam. Maka dari penjelasan tersebut dapat diketahui bahwa seorang apresiator haruslah memiliki bekal pengetahuan yang luas karena bekal tersebut sangatlah berfungsi untuk membantu proses mengapresiasi sebuah karya sastra.
                  Selain bekal awal pengetahuan yang harus dimiliki oleh seorang apresiator, seorang apresiator juga memerlukan sebuah pendekatan apresiasi dalam proses mengapresiasi sebuah karya sastra. Pendekatan karya sastra adalah cara yang dilakukan oleh seorang apresiator untuk mengkaji sebuah karya sastra, agar dapat memahaminya. Pendekatan apresiasi juga merupakan penghubung antara seorang apresiator dengan karya sastra yang akan diapresiasi. Pendekatan apresiasi berguna untuk mengatur jalannya Proses mengapresiasi sebuah karya sastra menjadi lebih terarah dan lebih baik.
                  Selain itu, mengetahui bahwa sastra terdiri atas berbagai macam ragamnya, yang saat ini masih terus berkembang. Kondisi perkembangan tersebut yang menyebabkan sebuah karya sastra memiliki cara pemahaman yang berbeda-beda. Dengan adanya pendekatan apresiasi, seorang apresiator dapat memudahkan pemahaman yang berbeda-beda tersebut. Berdasarkan pernyataan tersebut, dapat diketahui bahwa pendekatan apresiasi sangatlah berfungsi penting dalam proses mengapresiasi sebuah karya sastra, guna untuk membantu mengatasi permasalahan dalam mengapresiasi sebuah karya sastra. Jadi dapat dikatakan bahwa pendekatan apresiasi begitu sangat fungsional dalam proses mengapresiasi sebuah karya sastra.


Minggu, 09 Juni 2013

Pencuri Cahaya


Cinta, datang kala malam yang penuh berbintang sengaja tergeser matahari yang terang benderang dan gagah tunjukkan hangatnya. Menjelma ia semerbak mewangi. “sayang, udah pagi loh!!!” terdengar sayup suara handpone terjemahkan tulisan darinya. Segera saja jari-jari menari sesuai hati. “iya, aku udah bangun kok”. BERBEDA, kali ini, ingin sekali ia balas dendam padanya yang setiap saat pagi datang menyapa dengan warnai hariku. Akuakan balas dengan segera pasang wajah manja penuh cinta.Wajah riang yang juga penuh cinta. Entah karena APA??,jika handphone sudah berbicara sebagai tanda pesan dari ia yang penuh cinta. Mudah saja raut muka yang kusut entah karena apa terubah sedemikian rupa menjadi riang adanya.
Memang tak lantas kucopot lalu kuberikan dengan mudahnya.Tapi aku tahu kalau saja iya, bisa dipastikan dirinya terima pembalasan dariku.Beginilah cinta, ketika tak sedang berdua pasti signal dan sekon jadi penghalang antara aku dan dirinya.Sudah berapa saja sekon yang rela pergi karena signal yang tiada pernah mengerti betapa cinta antara aku dan dirinya semakin membumbung, membesar, dan menguat untuk segera tersampaikan.
“Alhamdulillah”, sebuah kata pendek tapi indah dalamnya terucap dari satu bibir yang seharusnya tidak pada tempatnya.Terlalu bagus jika menempel pada wajahku yang tampan namun seadanya.Terucap ketika aku melihat centang mulai ditindih dengan huruf D.Dengan begitu, Lepas sudah belenggu cinta yang sudah membuatku cukup dipermainkan oleh dua hal yang berguna. Tapi tak apa katanya, yang terpenting kini cerita cinta dalam hati mulai bisa dibaca olehnya.
Ketika matahari kian semangat pada puncaknya.Ketika kabut mulai bertahap hilang dari setiap poros daun-daun bunga kenanga.Kini tak ada lagi balasan pesan darinya. “ahh… Seperti kebiasaan yang sudah” pikirku.Mungkin, telah bermanja mimpi bertumpu bantal yang setia menemani.Mungkin , telah hilang terbawa pangeran tampan serupa aku dalam mimpinya. Mungkin, sedang bercinta bersamanya layaknya ibu dan ayah yang saling mencinta.
Mulanya, pembalasan itu kuharapkan ada.Tidak dengan sekarang.Dengan tiba-tiba harapan telah berganti menjadi do’a. “sayang, jangan nakal ya di mimpimu!!! Tidur yang baik”.

****************************
Seiring bekerjanya jarum jam berputar mengintari angka-angka. Kini aku mencoba mengalihkan perhatian dari cinta.Kenapa tidak?Cintaku saja telah disandera.Kujatuhkan saja pilihan pada bantal-bantal empuk penenang jiwa agar sama seperti apa yang dilakukan dia. “le le, rene le..ayotak iwangi jabuti suket” teriak bapak dari luar rumah mengajakaku menyiangi gulma-gulma pencuri makanan si mangga.
Gagal rencana untuk curhat dengan bantal agar tenang, tak lantas aku berhenti.Aku cari lainnya. Di depan rumah tempat aku bekerja menyiangi gulma aku temukan dia yang cocok untuk mencurahkan isi hati. Aku ingin bertanya, ini benar adanya atau hanya fatamorgana yang coba bahagiakan aku dengan cintanya. Bagaimana bisa orang seperti ini saja bisa jadi raja dihatinya?.Ayolah katakan yang sebenarnya, agar pertanyaan ini tidak datang disetiap waktu ketika cinta mulai tenggelam dalam mimpi-mimpinya.
“Tak apa, ini bukan seperti fiktif yang imajinatif”.Aku mengucap kata itu ketika sempat aku ingat sebuah sms dari dia. Kucoba saja yakinkan diri.Tapi bagaimana dengan hati?? Tetap bertanya meski sudah percaya. “Bodoh, apa lagi yang kau ragukan? Dia itu cinta!”.Sahut dia tempatku curahkan segala isi dalam dada. “percayalah, bagaimana bisa dia seperti yang kauragukan. Dia itu baik.Dia itu soleha.Dia itu bisa dipercaya”.Seketika, mulai gila aku merasa. “iya, kau benar juga dan semoga saja iya. Aku suka dia”.
Selesai sebelah sini aku pindah ketempat lainnya.Disitu aku bertemu sosok runcing pada bunga kamboja. Masih kuingat betul apa katanya. “aku itu layaknya cinta. Pahit begini tapi temani sampai tiada.” Dari situ aku merasa seperti dipukul stick golf ukuran raksasa. Aku mulai mengerti betapa benar katanya disebelah sana tadi. Aku menangkap, walaupun seakan cinta tak peduli dan bahkan terkesan CUEK dengan aku, tapi semoga seperti sosok runcing pada bunga kamboja.

**********************************

Lampu disko kok disini?.Udara yang keluar dari hidung bukan saja karbondioksida, melainkan campuran antara suka dan bertanya.Tidak lagi terbata, kupakai mode double speed untuk segera ambil hand phone. “hehehe, baru bangun pret”. Disinilah peran cinta. Ketika api sedang membara dia tidak menjadi air yang lekas menghilangkannya. Ia menjadi api yang sama sepertinya agar tahu besar juga kobaran cinta yang terkandung didalamnya.
Seminggu lebih 2 hari sudah aku dan cinta tak saling menatap masing-masing mata.Sebelumnya, rencana sudah rapi ditata dari hati. Namun sayang, rencana yang indah berubah ketika ada perkataan “ le, sesok gak usah metu. Jogo omah ae, enek wong ngecet kurungane manuk”. Bagaimana bisa mulutku berkelit jika rencana cinta sudah didepan mata, sedangkan para tetua rumah tangga yang berkata.
“ma’af ya, besok kayaknya gak jadi ketemu deh. Soalnya disuruh jagain rumah”.inilah topik pembicaraan hangat selanjutnya. Setelah aku dan cinta membahasnya, ada kata yang menutup topik tersebut. Tidak panjang, namun bisa saja jaka tarub yang akan mengambil selendang para bidadari menjadi lemah karenanya. “iya sayang.. toh, masih banyak waktu yang belum kita selesaikan bersama”.
Aku yang tadinya tetap tak mau terima keadaan itu akhirnya menjadi mau, karena kata meyakinkan dan mengandung arti bahwa aku dan cinta adalah dua insan yang pada intinya punya waktu bersama yang sangat lama.Tak habisnya aku puas melihat tulisannya.Beberapa kali sampai aku tak bisa tenang bersembunyi dalam balutan raut muka bahagia dan dipaksanya tersenyum girang seperti orang gila.
“lapo moco sms karo guya guyu ngunu? Sms teko pacare iki paling”.Entah kenapa seorang mbah bisa mencetuskan kata seperti itu.Sambil berkilah aku berangsur letakkan handphone lalu gerakkan tangan dengan segera kuajak bercanda bersamanya.Kami berdua larut dalam canda yang akhirnya mengalihkan kata yang membuat aku terlena buaian cinta.
Masih saja aku memikirkan kapan aku bisa bermain bersama cinta sebelum liburan semester sampai pada waktunya. Kuputar cepat aliran darah menuju otak agar bisa temukan hari tepat dimana aku dan cinta bisa berdua bersama menaiki sepeda motor berkeliling kotayang dikenal kampung Inggris. Akan aku maksimalkan hari itu.Sambil aku cacimaki kurungan yang sudah gagalkan rencana tadi.Kupaksa mereka berdo’a agar keesokan hari hujan tak datang membasahi bumi.Setidaknya sampai aku berada disampingnya lalu bersama.
“tunggu sebentar ya!!, masih nungguin ibu pulang. Gak usah khawatir, kali ini pasti jadi”.Kucoba yakinkan walau sebenarnya aku sendiri cukup gugup apabila tak bisa terwujudkan. Dentingan jam menemani setiap langkah dimana setiap langkah tersebut mengandung semua cerita yang akan terjadi bersama cinta. Sampai pukul setengah 3 sore akhirnya penghuni rumah sudah lengkap.Saat itulah aku kembali tersenyum melihat langit yang tampak biru dengan setiap kilauan cahaya mentari.
Meskipun ada sedikit ganjalan agar tidak lagi keluar, tapi cukup sudah rasa rindu terbelenggu.Kuputuskan walau ada sedikit bandel.Betapa senangnya ketika aku bertemu cinta.Segera aku pacu sepeda motor memecah aliran udara yang ikut merasakan betapa bahagia aku.
***********************
Kali ini aku setuju dengan rencana TUHAN. Karena supra 125x tunggangan setia pengantar aku ke Surabaya sejenak berpindah tangan pada temanku, cinta menawarkan surga dunia alanya. Dengan motornya aku bersama menuju tempat dimana disana aku dan cinta melihat film yang beraktorkan Jackie chan.
Sekali lagi, aku dan cinta berdua mengarungi bahtera kasih.Keringat dingin menyelinap disela pori-pori kulit sawo matang yang melekat pada dagingku.Tapi untungnya berbekal rai gedek yang sedikit malu maluin berhasil kutahan gerakan tektonik yang tercipta dari gempa berskala tinggi di jantung.

Sampailah pada puncaknya.Kugenggam telapak tangannya walau sebelumnya terasa sedikit canggung.Aku selalu ingat cahaya dimatanya.Dia datang ketika siang dengan cahaya yang dirampas setiap malam dari bintang berbekal angan-angan. “Selamat tidur sayang” penghantar mengarungi sisa-sisa malam sampai pagi datang dan akhirnya aku dan cinta kembali memegang pena warna untuk mewarnai dunia yang aku dambakan. J

Konsep Dasar Pragmatik


          Pragmatik adalah cabang ilmu linguistik yang mempelajari bagaimana bahasa dipakai untuk berkomunikasi, terutama hubungan antara kalimat dengan konteks dan situasi pemakaiannya. Konsep-konsep dalam pragmatik di antaranya yaitu konteks. Konteks merupakan sesuatu yang menjadi sarana untuk memperjelas suatu maksud tuturan dalam wacana. Dalam konteks terdapat topik yang mendasari sebuah wacana. Dalam pragmatik terdapat beberapa analiasis di antaranya adalah analisis tujuan cara yaitu analisis yang menggambarkan keadaan awal sebagai masalah. Terdapat pula analisis heuristik yaitu analisis yang mengidentifikasi data pragmatik sebuah tuturan untuk menginterpretasikan sebuah tuturan.
          Dalam pragmatilk terdapat struktur wacana atau urutan komponen wacana yang bermula dari yang paling kompleks ke yang kurang kompleks karena variasi susunan unsur-unsur struktur wacana lebih besar dari pada struktur kalimat. Dalam penerapan pragmatik terdapat presuposisi atau praanggapan. Praanggapan adalah  dasar yang digunakan penutur sebagai acuan bagi penutur yang lain dan mengacu kepada makna tersirat yang ”mendahului“ makna kalimat yang terucapkan (tertulis). Contohnya terdapat kalimat “Bukunya hilang”. Makna lain yang bisa ditangkap, yaitu ‘dia mempunyai buku.’ Inilah yang disebut praanggapan. Untuk membuktikannya, kita dapat menggabungkan keduanya dengan menempatkan praanggapan di depan ujaran tadi menjadi: “Dia mempunyai buku, bukunya hilang”. Selain itu terdpat pula implikatur yaitu asumsi awal penutur sebelum melakukan tuturan bahwa apa yang akan disampaikan juga dipahami oleh penutur lainnya. Contoh :
A : Jam berapa sekarang?
B : Adzan Maghrib telah terdengar

          Ujaran A dan B tidak memiliki keterkaitan, karena A menanyakan kepada B mengenai jam berapa sekarang , sedangkan B berbicara tentang adzan maghrib. B menjawab seperti itu karena B beranggapan bahwa A mengetahui pukul berapa adzan maghrib berkumandang. Jadi implikatur dalam pragmatik merupakan sejenis makna yang terkandung dalam cakapan yang dipahami oleh masing-masing partisipan.
          Deiksis merupakan suatu cara untuk mengacu ke maksud tertentu dengan bahasa yang hanya dapat ditafsirkan menurut makna yang diacu oleh penutur dan dipengaruhi situasi pembicaraan. Dieksis merujuk pada dua cara yaitu anaforis dan kataforis. Anaforis yaitu tuturan yang merujuk ke belakang, misalnya penggunaan kata tersebut. Sedangkan kataforis tuturan merujuk ke depan, misalnya penggunaan kata berikut. Prinsip kerjasama adalah prinsip kelancaran dalam proses komunikasi antara seorang penutur cengan mitra tuturnya. Prinsip kerjasama dibagi menjadi tiga yaitu maksim kualitas, kuantitas, dan cara. Maksim kualitas yaitu maksim yang mengharuskan penutur mengucapkan tuturannya berdasarkan kenyataan dan disertai bukti-bukti. Sedangkan maksim kuantitas yaitu maksim yang mengharuskan penutur memberikan informasi yang diperlukan atau seinformatif mungkin sehingga tidak melebihi informasi yang diperlukan. Lain lagi dengan maksim cara yaitu maksim yang mengharuskan penuturnya menjelaskan tuturan secara jelas, padat, dan tidak ambigu.
          Konsep pragmatik yang terakhir adalah tindak tutur. Tindak tutur adalah kemampuan bahasa penutur dalam menghadapi situasi tertentu yang menitikberatkan kepada makna atau arti tindak. Tindak tutur dibedakan menjadi tiga yaitu lokusi, ilokusi, dan perlokusi. Lokusi adalah makna yang dikatakan sesuai dengan ujaran. Sedangkan ilokusi adalah makna yang dipahami oleh pendengar. Sebaliknya, perlokusi adalah makna yang diinginkan oleh penutur. Contohnya Y berkata ‘aku lapar’. Dalam tindak lokusi ‘Aku’ diartikan sebagai Y dan ‘lapar’ diartikan ingin memakan sesuatu. Akan tetapi dalam tindak ilokusi ujaran Y diartikan bahwa Y meminta makan. Sedangakan dalam tindak perlokusi, MT (Mitra tutur) mengambil tindakan atas ujaran dari Y yang ingin makan, jadi MT mengambilkan makanan untuk Y.