Berbagi Ilmu dalam Satu Dimensi Mengorbit Bersama BAHASA INDONESIA

Minggu, 09 Juni 2013

Pencuri Cahaya


Cinta, datang kala malam yang penuh berbintang sengaja tergeser matahari yang terang benderang dan gagah tunjukkan hangatnya. Menjelma ia semerbak mewangi. “sayang, udah pagi loh!!!” terdengar sayup suara handpone terjemahkan tulisan darinya. Segera saja jari-jari menari sesuai hati. “iya, aku udah bangun kok”. BERBEDA, kali ini, ingin sekali ia balas dendam padanya yang setiap saat pagi datang menyapa dengan warnai hariku. Akuakan balas dengan segera pasang wajah manja penuh cinta.Wajah riang yang juga penuh cinta. Entah karena APA??,jika handphone sudah berbicara sebagai tanda pesan dari ia yang penuh cinta. Mudah saja raut muka yang kusut entah karena apa terubah sedemikian rupa menjadi riang adanya.
Memang tak lantas kucopot lalu kuberikan dengan mudahnya.Tapi aku tahu kalau saja iya, bisa dipastikan dirinya terima pembalasan dariku.Beginilah cinta, ketika tak sedang berdua pasti signal dan sekon jadi penghalang antara aku dan dirinya.Sudah berapa saja sekon yang rela pergi karena signal yang tiada pernah mengerti betapa cinta antara aku dan dirinya semakin membumbung, membesar, dan menguat untuk segera tersampaikan.
“Alhamdulillah”, sebuah kata pendek tapi indah dalamnya terucap dari satu bibir yang seharusnya tidak pada tempatnya.Terlalu bagus jika menempel pada wajahku yang tampan namun seadanya.Terucap ketika aku melihat centang mulai ditindih dengan huruf D.Dengan begitu, Lepas sudah belenggu cinta yang sudah membuatku cukup dipermainkan oleh dua hal yang berguna. Tapi tak apa katanya, yang terpenting kini cerita cinta dalam hati mulai bisa dibaca olehnya.
Ketika matahari kian semangat pada puncaknya.Ketika kabut mulai bertahap hilang dari setiap poros daun-daun bunga kenanga.Kini tak ada lagi balasan pesan darinya. “ahh… Seperti kebiasaan yang sudah” pikirku.Mungkin, telah bermanja mimpi bertumpu bantal yang setia menemani.Mungkin , telah hilang terbawa pangeran tampan serupa aku dalam mimpinya. Mungkin, sedang bercinta bersamanya layaknya ibu dan ayah yang saling mencinta.
Mulanya, pembalasan itu kuharapkan ada.Tidak dengan sekarang.Dengan tiba-tiba harapan telah berganti menjadi do’a. “sayang, jangan nakal ya di mimpimu!!! Tidur yang baik”.

****************************
Seiring bekerjanya jarum jam berputar mengintari angka-angka. Kini aku mencoba mengalihkan perhatian dari cinta.Kenapa tidak?Cintaku saja telah disandera.Kujatuhkan saja pilihan pada bantal-bantal empuk penenang jiwa agar sama seperti apa yang dilakukan dia. “le le, rene le..ayotak iwangi jabuti suket” teriak bapak dari luar rumah mengajakaku menyiangi gulma-gulma pencuri makanan si mangga.
Gagal rencana untuk curhat dengan bantal agar tenang, tak lantas aku berhenti.Aku cari lainnya. Di depan rumah tempat aku bekerja menyiangi gulma aku temukan dia yang cocok untuk mencurahkan isi hati. Aku ingin bertanya, ini benar adanya atau hanya fatamorgana yang coba bahagiakan aku dengan cintanya. Bagaimana bisa orang seperti ini saja bisa jadi raja dihatinya?.Ayolah katakan yang sebenarnya, agar pertanyaan ini tidak datang disetiap waktu ketika cinta mulai tenggelam dalam mimpi-mimpinya.
“Tak apa, ini bukan seperti fiktif yang imajinatif”.Aku mengucap kata itu ketika sempat aku ingat sebuah sms dari dia. Kucoba saja yakinkan diri.Tapi bagaimana dengan hati?? Tetap bertanya meski sudah percaya. “Bodoh, apa lagi yang kau ragukan? Dia itu cinta!”.Sahut dia tempatku curahkan segala isi dalam dada. “percayalah, bagaimana bisa dia seperti yang kauragukan. Dia itu baik.Dia itu soleha.Dia itu bisa dipercaya”.Seketika, mulai gila aku merasa. “iya, kau benar juga dan semoga saja iya. Aku suka dia”.
Selesai sebelah sini aku pindah ketempat lainnya.Disitu aku bertemu sosok runcing pada bunga kamboja. Masih kuingat betul apa katanya. “aku itu layaknya cinta. Pahit begini tapi temani sampai tiada.” Dari situ aku merasa seperti dipukul stick golf ukuran raksasa. Aku mulai mengerti betapa benar katanya disebelah sana tadi. Aku menangkap, walaupun seakan cinta tak peduli dan bahkan terkesan CUEK dengan aku, tapi semoga seperti sosok runcing pada bunga kamboja.

**********************************

Lampu disko kok disini?.Udara yang keluar dari hidung bukan saja karbondioksida, melainkan campuran antara suka dan bertanya.Tidak lagi terbata, kupakai mode double speed untuk segera ambil hand phone. “hehehe, baru bangun pret”. Disinilah peran cinta. Ketika api sedang membara dia tidak menjadi air yang lekas menghilangkannya. Ia menjadi api yang sama sepertinya agar tahu besar juga kobaran cinta yang terkandung didalamnya.
Seminggu lebih 2 hari sudah aku dan cinta tak saling menatap masing-masing mata.Sebelumnya, rencana sudah rapi ditata dari hati. Namun sayang, rencana yang indah berubah ketika ada perkataan “ le, sesok gak usah metu. Jogo omah ae, enek wong ngecet kurungane manuk”. Bagaimana bisa mulutku berkelit jika rencana cinta sudah didepan mata, sedangkan para tetua rumah tangga yang berkata.
“ma’af ya, besok kayaknya gak jadi ketemu deh. Soalnya disuruh jagain rumah”.inilah topik pembicaraan hangat selanjutnya. Setelah aku dan cinta membahasnya, ada kata yang menutup topik tersebut. Tidak panjang, namun bisa saja jaka tarub yang akan mengambil selendang para bidadari menjadi lemah karenanya. “iya sayang.. toh, masih banyak waktu yang belum kita selesaikan bersama”.
Aku yang tadinya tetap tak mau terima keadaan itu akhirnya menjadi mau, karena kata meyakinkan dan mengandung arti bahwa aku dan cinta adalah dua insan yang pada intinya punya waktu bersama yang sangat lama.Tak habisnya aku puas melihat tulisannya.Beberapa kali sampai aku tak bisa tenang bersembunyi dalam balutan raut muka bahagia dan dipaksanya tersenyum girang seperti orang gila.
“lapo moco sms karo guya guyu ngunu? Sms teko pacare iki paling”.Entah kenapa seorang mbah bisa mencetuskan kata seperti itu.Sambil berkilah aku berangsur letakkan handphone lalu gerakkan tangan dengan segera kuajak bercanda bersamanya.Kami berdua larut dalam canda yang akhirnya mengalihkan kata yang membuat aku terlena buaian cinta.
Masih saja aku memikirkan kapan aku bisa bermain bersama cinta sebelum liburan semester sampai pada waktunya. Kuputar cepat aliran darah menuju otak agar bisa temukan hari tepat dimana aku dan cinta bisa berdua bersama menaiki sepeda motor berkeliling kotayang dikenal kampung Inggris. Akan aku maksimalkan hari itu.Sambil aku cacimaki kurungan yang sudah gagalkan rencana tadi.Kupaksa mereka berdo’a agar keesokan hari hujan tak datang membasahi bumi.Setidaknya sampai aku berada disampingnya lalu bersama.
“tunggu sebentar ya!!, masih nungguin ibu pulang. Gak usah khawatir, kali ini pasti jadi”.Kucoba yakinkan walau sebenarnya aku sendiri cukup gugup apabila tak bisa terwujudkan. Dentingan jam menemani setiap langkah dimana setiap langkah tersebut mengandung semua cerita yang akan terjadi bersama cinta. Sampai pukul setengah 3 sore akhirnya penghuni rumah sudah lengkap.Saat itulah aku kembali tersenyum melihat langit yang tampak biru dengan setiap kilauan cahaya mentari.
Meskipun ada sedikit ganjalan agar tidak lagi keluar, tapi cukup sudah rasa rindu terbelenggu.Kuputuskan walau ada sedikit bandel.Betapa senangnya ketika aku bertemu cinta.Segera aku pacu sepeda motor memecah aliran udara yang ikut merasakan betapa bahagia aku.
***********************
Kali ini aku setuju dengan rencana TUHAN. Karena supra 125x tunggangan setia pengantar aku ke Surabaya sejenak berpindah tangan pada temanku, cinta menawarkan surga dunia alanya. Dengan motornya aku bersama menuju tempat dimana disana aku dan cinta melihat film yang beraktorkan Jackie chan.
Sekali lagi, aku dan cinta berdua mengarungi bahtera kasih.Keringat dingin menyelinap disela pori-pori kulit sawo matang yang melekat pada dagingku.Tapi untungnya berbekal rai gedek yang sedikit malu maluin berhasil kutahan gerakan tektonik yang tercipta dari gempa berskala tinggi di jantung.

Sampailah pada puncaknya.Kugenggam telapak tangannya walau sebelumnya terasa sedikit canggung.Aku selalu ingat cahaya dimatanya.Dia datang ketika siang dengan cahaya yang dirampas setiap malam dari bintang berbekal angan-angan. “Selamat tidur sayang” penghantar mengarungi sisa-sisa malam sampai pagi datang dan akhirnya aku dan cinta kembali memegang pena warna untuk mewarnai dunia yang aku dambakan. J

Tidak ada komentar:

Posting Komentar