Cinta, datang kala malam yang
penuh berbintang sengaja tergeser matahari yang terang benderang dan gagah
tunjukkan hangatnya. Menjelma ia semerbak mewangi. “sayang, udah pagi loh!!!”
terdengar sayup suara handpone terjemahkan tulisan darinya. Segera saja
jari-jari menari sesuai hati. “iya, aku udah bangun kok”. BERBEDA, kali ini,
ingin sekali ia balas dendam padanya yang setiap saat pagi datang menyapa dengan
warnai hariku. Akuakan balas dengan segera pasang wajah manja penuh cinta.Wajah
riang yang juga penuh cinta. Entah karena APA??,jika handphone sudah berbicara
sebagai tanda pesan dari ia yang penuh cinta. Mudah saja raut muka yang kusut
entah karena apa terubah sedemikian rupa menjadi riang adanya.
Memang tak lantas kucopot
lalu kuberikan dengan mudahnya.Tapi aku tahu kalau saja iya, bisa dipastikan dirinya
terima pembalasan dariku.Beginilah cinta, ketika tak sedang berdua pasti signal
dan sekon jadi penghalang antara aku dan dirinya.Sudah berapa saja sekon yang
rela pergi karena signal yang tiada pernah mengerti betapa cinta antara aku dan
dirinya semakin membumbung, membesar, dan menguat untuk segera tersampaikan.
“Alhamdulillah”, sebuah
kata pendek tapi indah dalamnya terucap dari satu bibir yang seharusnya tidak
pada tempatnya.Terlalu bagus jika menempel pada wajahku yang tampan namun
seadanya.Terucap ketika aku melihat centang mulai ditindih dengan huruf D.Dengan
begitu, Lepas sudah belenggu cinta yang sudah membuatku cukup dipermainkan oleh
dua hal yang berguna. Tapi tak apa katanya, yang terpenting kini cerita cinta
dalam hati mulai bisa dibaca olehnya.
Ketika matahari kian
semangat pada puncaknya.Ketika kabut mulai bertahap hilang dari setiap poros
daun-daun bunga kenanga.Kini tak ada lagi balasan pesan darinya. “ahh… Seperti
kebiasaan yang sudah” pikirku.Mungkin, telah bermanja mimpi bertumpu bantal
yang setia menemani.Mungkin , telah hilang terbawa pangeran tampan serupa aku
dalam mimpinya. Mungkin, sedang bercinta bersamanya layaknya ibu dan ayah yang
saling mencinta.
Mulanya, pembalasan itu kuharapkan
ada.Tidak dengan sekarang.Dengan tiba-tiba harapan telah berganti menjadi do’a.
“sayang, jangan nakal ya di mimpimu!!! Tidur yang baik”.
****************************
Seiring
bekerjanya jarum jam berputar mengintari angka-angka. Kini aku mencoba
mengalihkan perhatian dari cinta.Kenapa tidak?Cintaku saja telah disandera.Kujatuhkan
saja pilihan pada bantal-bantal empuk penenang jiwa agar sama seperti apa yang
dilakukan dia. “le le, rene le..ayotak iwangi jabuti suket” teriak bapak dari
luar rumah mengajakaku menyiangi gulma-gulma pencuri makanan si mangga.
Gagal
rencana untuk curhat dengan bantal agar tenang, tak lantas aku berhenti.Aku
cari lainnya. Di depan rumah tempat aku bekerja menyiangi gulma aku temukan dia
yang cocok untuk mencurahkan isi hati. Aku ingin bertanya, ini benar adanya
atau hanya fatamorgana yang coba bahagiakan aku dengan cintanya. Bagaimana bisa
orang seperti ini saja bisa jadi raja dihatinya?.Ayolah katakan yang
sebenarnya, agar pertanyaan ini tidak datang disetiap waktu ketika cinta mulai
tenggelam dalam mimpi-mimpinya.
“Tak
apa, ini bukan seperti fiktif yang imajinatif”.Aku mengucap kata itu ketika
sempat aku ingat sebuah sms dari dia. Kucoba saja yakinkan diri.Tapi bagaimana
dengan hati?? Tetap bertanya meski sudah percaya. “Bodoh, apa lagi yang kau
ragukan? Dia itu cinta!”.Sahut dia tempatku curahkan segala isi dalam dada.
“percayalah, bagaimana bisa dia seperti yang kauragukan. Dia itu baik.Dia itu
soleha.Dia itu bisa dipercaya”.Seketika, mulai gila aku merasa. “iya, kau benar
juga dan semoga saja iya. Aku suka dia”.
Selesai
sebelah sini aku pindah ketempat lainnya.Disitu aku bertemu sosok runcing pada
bunga kamboja. Masih kuingat betul apa katanya. “aku itu layaknya cinta. Pahit
begini tapi temani sampai tiada.” Dari situ aku merasa seperti dipukul stick
golf ukuran raksasa. Aku mulai mengerti betapa benar katanya disebelah sana
tadi. Aku menangkap, walaupun seakan cinta tak peduli dan bahkan terkesan CUEK
dengan aku, tapi semoga seperti sosok runcing pada bunga kamboja.
**********************************
Lampu
disko kok disini?.Udara yang keluar dari hidung bukan saja karbondioksida, melainkan
campuran antara suka dan bertanya.Tidak lagi terbata, kupakai mode double speed
untuk segera ambil hand phone. “hehehe, baru bangun pret”. Disinilah peran
cinta. Ketika api sedang membara dia tidak menjadi air yang lekas
menghilangkannya. Ia menjadi api yang sama sepertinya agar tahu besar juga
kobaran cinta yang terkandung didalamnya.
Seminggu
lebih 2 hari sudah aku dan cinta tak saling menatap masing-masing
mata.Sebelumnya, rencana sudah rapi ditata dari hati. Namun sayang, rencana
yang indah berubah ketika ada perkataan “ le, sesok gak usah metu. Jogo omah
ae, enek wong ngecet kurungane manuk”. Bagaimana bisa mulutku berkelit jika
rencana cinta sudah didepan mata, sedangkan para tetua rumah tangga yang
berkata.
“ma’af
ya, besok kayaknya gak jadi ketemu deh. Soalnya disuruh jagain rumah”.inilah
topik pembicaraan hangat selanjutnya. Setelah aku dan cinta membahasnya, ada
kata yang menutup topik tersebut. Tidak panjang, namun bisa saja jaka tarub
yang akan mengambil selendang para bidadari menjadi lemah karenanya. “iya
sayang.. toh, masih banyak waktu yang belum kita selesaikan bersama”.
Aku
yang tadinya tetap tak mau terima keadaan itu akhirnya menjadi mau, karena kata
meyakinkan dan mengandung arti bahwa aku dan cinta adalah dua insan yang pada
intinya punya waktu bersama yang sangat lama.Tak habisnya aku puas melihat
tulisannya.Beberapa kali sampai aku tak bisa tenang bersembunyi dalam balutan
raut muka bahagia dan dipaksanya tersenyum girang seperti orang gila.
“lapo
moco sms karo guya guyu ngunu? Sms teko pacare iki paling”.Entah kenapa seorang
mbah bisa mencetuskan kata seperti itu.Sambil berkilah aku berangsur letakkan
handphone lalu gerakkan tangan dengan segera kuajak bercanda bersamanya.Kami
berdua larut dalam canda yang akhirnya mengalihkan kata yang membuat aku
terlena buaian cinta.
Masih
saja aku memikirkan kapan aku bisa bermain bersama cinta sebelum liburan
semester sampai pada waktunya. Kuputar cepat aliran darah menuju otak agar bisa
temukan hari tepat dimana aku dan cinta bisa berdua bersama menaiki sepeda
motor berkeliling kotayang dikenal kampung Inggris. Akan aku maksimalkan hari
itu.Sambil aku cacimaki kurungan yang sudah gagalkan rencana tadi.Kupaksa
mereka berdo’a agar keesokan hari hujan tak datang membasahi bumi.Setidaknya
sampai aku berada disampingnya lalu bersama.
“tunggu
sebentar ya!!, masih nungguin ibu pulang. Gak usah khawatir, kali ini pasti
jadi”.Kucoba yakinkan walau sebenarnya aku sendiri cukup gugup apabila tak bisa
terwujudkan. Dentingan jam menemani setiap langkah dimana setiap langkah
tersebut mengandung semua cerita yang akan terjadi bersama cinta. Sampai pukul
setengah 3 sore akhirnya penghuni rumah sudah lengkap.Saat itulah aku kembali
tersenyum melihat langit yang tampak biru dengan setiap kilauan cahaya mentari.
Meskipun
ada sedikit ganjalan agar tidak lagi keluar, tapi cukup sudah rasa rindu
terbelenggu.Kuputuskan walau ada sedikit bandel.Betapa senangnya ketika aku
bertemu cinta.Segera aku pacu sepeda motor memecah aliran udara yang ikut
merasakan betapa bahagia aku.
***********************
Kali
ini aku setuju dengan rencana TUHAN. Karena supra 125x tunggangan setia
pengantar aku ke Surabaya sejenak berpindah tangan pada temanku, cinta
menawarkan surga dunia alanya. Dengan motornya aku bersama menuju tempat dimana
disana aku dan cinta melihat film yang beraktorkan Jackie chan.
Sekali
lagi, aku dan cinta berdua mengarungi bahtera kasih.Keringat dingin menyelinap
disela pori-pori kulit sawo matang yang melekat pada dagingku.Tapi untungnya
berbekal rai gedek yang sedikit malu maluin berhasil kutahan gerakan tektonik
yang tercipta dari gempa berskala tinggi di jantung.
Sampailah
pada puncaknya.Kugenggam telapak tangannya walau sebelumnya terasa sedikit
canggung.Aku selalu ingat cahaya dimatanya.Dia datang ketika siang dengan
cahaya yang dirampas setiap malam dari bintang berbekal angan-angan. “Selamat
tidur sayang” penghantar mengarungi sisa-sisa malam sampai pagi datang dan
akhirnya aku dan cinta kembali memegang pena warna untuk mewarnai dunia yang
aku dambakan. J
Tidak ada komentar:
Posting Komentar